Para 'pencari cinta' di Australia harus kehilangan 20 juta dollar dalam setahun karena tertipu di dunia maya.
Di Australia Barat misalnya, terdapat sekitar 300 korban penipuan dalam sebulan. Hal ini mendorong Departemen Perlindungan Konsumen setempat untuk menangkap para penipu online melalui Operasi Sundird.
Operasi ini berhasil mengidentifikasi penipuan dengan melihat transaksi-transaksi uang dalam jumlah besar dari Australia Barat ke Afrika Barat.
Salah satu modus penipu, mereka awalnya menghubungi korban melalui pos. Meskipun banyak yang tidak menanggapi, namun ada juga yang kemudian terjebak lebih jauh.
"Dalam 63 persen kasus, kami tidak melihat transaksi lebih lanjut setelah surat yang pertama," kata Ann Driscoll dari Departemen Perlindungan Konsumen.
Tetapi yang lain menolak untuk menghadapi kebenaran dan terus saja mengirimkan uang kepada para penipu online tersebut.
Awal 2013, seorang perempuan dari Australia Barat ditemukan tewas dan diduga dibunuh di Afrika Selatan setelah berkunjung ke negara itu untuk bertemu seorang pemuda Negeria yang dikenalnya di dunia maya.
Sejak saat itu, pihak kepolisian menghentikan korban penipuan lainnya dari bepergian, jika mereka percaya bahwa mereka sedang menuju nasib yang sama.
Contoh lainnya adalah Neil Johnstone, pria duda berusia 50 tahun, yang berselancar di dunia maya untuk mencari seorang pasangan. Ia mendapat perhatian yang cukup intens dari Mavis Mensah, yang mengaku sebagai warga negara Australia yang tinggal di Afrika Barat.
Tapi kemudian Neil menghadapi kehancuran. Ia pernah mengirimkan dana untuk membayar tiket "kekasihnya" itu. "Saat itu saya sedang dalam shift malam dan sudah menyelesaikan pekerjaan saya, kemudian saya mendapat pesan singkat dan saya nyaris tak percaya itu semua terjadi," katanya. "Lalu saya langsung ke mobil dan menuju Perth. Sampai di bandara, tak ada apa-apa."
Tiket pesawat ini, satu dari lima yang pernah dibayar Neil selama hubungan mereka berjalan, ternyata palsu. Begitu juga dengan Mavis yang memakai foto palsu, foto seorang model di Amerika Serikat.
"Itu adalah sebuah kondisi ketika kamu percaya bahwa mereka nyata, mereka orang-orang terbaik, orang yang kau inginkan dan apapun yang mereka minta, kamu akan memberikannya, tak peduli itu apa," ujar Neil.
Ia meminjam uang sekitar seratus ribu dollar dari bank dan mengirim uang itu kepada kekasih dunia maya-nya di Afrika Barat.
"Tidak lama lagi, pengembalian uang itu akan jatuh tempo," katanya.
Perempuan Asal Perth Tertipu Dua Kali
Detektif Rob Martin dari kepolisian Australia Barat sudah mendengar kasus penipuan seperti ini sebelumnya.
"Sangat tidak menyenangkan untuk menghadapi korban dan menyampaikan bahwa orang yang membuat mereka merasa lebih baik dari sebelumnya tidaklah nyata, dan asmara yang selama ini mereka jalani hanyalah fantasi," papar Rob Martin.
Warga Perth, Tracey Holmes, 48 tahun masih berusaha untuk berdamai dengan kenyataan bahwa dia sudah tertipu.
Ia pikir, pria asal Amerika Serikat bernama Todd Hamilton benar-benar mencintainya. Sepanjang tahun lalu ia mengirim 25 ribu dolar untuk membantu bisnis pria Amerika itu.
Lelaki itu adalah orang ke dua yang membuatnya kehilangan banyak uang dalam beberapa tahun terakhir.
"Saya benar-benar berpikir bahwa dia adalah lelaki yang baik dan patut dicintai. Ia juga punya suara yang seksi. Suara laki-laki terseksi yang pernah saya dengar," ujar Tracey.
Tetapi hubungan romantis itu menjadi sesuatu yang buruk ketika Tracey mendapatkan foto kekasih dunia mayanya palsu yang diambil sembarang dari situs media sosial.
Saat ini, pria penipu itu memerasnya dengan mengancam akan menyebarkan foto yang pernah dikirimnya secara online. Pria itu juga berhasil mengambil rekaman rahasia Tracey.
"Ia memiliki foto-foto saya dengan pakaian sangat minim," aku Tracey. "Saya sama sekali tidak menyangka ia akan merekam video saya. Sekarang, semua informasi, foto, dan video itu digunakannya untuk memeras saya dan meminta bayaran 10 ribu dolar."
Tak hanya itu, rekening Tracey juga dipakai untuk menyalurkan uang curian oleh kekasih dunia mayanya itu.
Editor : Egidius Patnistik