Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

KOMPAS.COM - Not Found

Written By bopuluh on Rabu, 13 November 2013 | 20.35

Harian Kompas  |  Kompas TV

Kamis, 14 November 2013

Ikuti Tur | Register

Get Personalized Here!

 |  Sign In
  • Channel
  • Channel
  • News
  • Ekonomi
  • Bola
  • Tekno
  • Entertainment
  • Otomotif
  • Health
  • Female
  • Travel
  • Properti
  • Foto
  • Video
  • Forum
  • Kompasiana
KOMPAS.com tidak dapat menampilkan link yang Anda tuju saat ini
Silakan tunggu beberapa saat lalu refresh halaman ini atau gunakan fasilitas search di bawah ini untuk mencari berita KOMPAS.com

Go

  • News
  • Nasional
  • Regional
  • Megapolitan
  • Internasional
  • Olah Raga
  • Sains
  • Edukasi
  • Infografis
  • Surat Pembaca
  • Ekonomi
  • Bola
  • Tekno
  • Entertainment
  • Otomotif
  • Health
  • Female
  • Travel
  • Properti
  • Foto
  • Video
  • Forum
  • Grazera
  • Kompasiana
  • KompasKarier.com
  • Midazz
  • SCOOP
  • Urbanesia
  • MakeMac
  • About Us
  • -
  • Advertise
  • -
  • Policy
  • -
  • Pedoman Media Siber
  • -
  • Career
  • -
  • Contact Us
  • -
  • RSS
  • -
  • Site Map
©2008 - 2013 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

20.35 | 0 komentar | Read More

KOMPAS.COM - Not Found

Written By bopuluh on Selasa, 12 November 2013 | 20.35

Harian Kompas  |  Kompas TV

Rabu, 13 November 2013

Ikuti Tur | Register

Get Personalized Here!

 |  Sign In
  • Channel
  • Channel
  • News
  • Ekonomi
  • Bola
  • Tekno
  • Entertainment
  • Otomotif
  • Health
  • Female
  • Travel
  • Properti
  • Foto
  • Video
  • Forum
  • Kompasiana
KOMPAS.com tidak dapat menampilkan link yang Anda tuju saat ini
Silakan tunggu beberapa saat lalu refresh halaman ini atau gunakan fasilitas search di bawah ini untuk mencari berita KOMPAS.com

Go

  • News
  • Nasional
  • Regional
  • Megapolitan
  • Internasional
  • Olah Raga
  • Sains
  • Edukasi
  • Infografis
  • Surat Pembaca
  • Ekonomi
  • Bola
  • Tekno
  • Entertainment
  • Otomotif
  • Health
  • Female
  • Travel
  • Properti
  • Foto
  • Video
  • Forum
  • Grazera
  • Kompasiana
  • KompasKarier.com
  • Midazz
  • SCOOP
  • Urbanesia
  • MakeMac
  • About Us
  • -
  • Advertise
  • -
  • Policy
  • -
  • Pedoman Media Siber
  • -
  • Career
  • -
  • Contact Us
  • -
  • RSS
  • -
  • Site Map
©2008 - 2013 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

20.35 | 0 komentar | Read More

KOMPAS.COM - Not Found

Written By bopuluh on Senin, 11 November 2013 | 20.35

Harian Kompas  |  Kompas TV

Selasa, 12 November 2013

Ikuti Tur | Register

Get Personalized Here!

 |  Sign In
  • Channel
  • Channel
  • News
  • Ekonomi
  • Bola
  • Tekno
  • Entertainment
  • Otomotif
  • Health
  • Female
  • Travel
  • Properti
  • Foto
  • Video
  • Forum
  • Kompasiana
KOMPAS.com tidak dapat menampilkan link yang Anda tuju saat ini
Silakan tunggu beberapa saat lalu refresh halaman ini atau gunakan fasilitas search di bawah ini untuk mencari berita KOMPAS.com

Go

  • News
  • Nasional
  • Regional
  • Megapolitan
  • Internasional
  • Olah Raga
  • Sains
  • Edukasi
  • Infografis
  • Surat Pembaca
  • Ekonomi
  • Bola
  • Tekno
  • Entertainment
  • Otomotif
  • Health
  • Female
  • Travel
  • Properti
  • Foto
  • Video
  • Forum
  • Grazera
  • Kompasiana
  • KompasKarier.com
  • Midazz
  • SCOOP
  • Urbanesia
  • MakeMac
  • About Us
  • -
  • Advertise
  • -
  • Policy
  • -
  • Pedoman Media Siber
  • -
  • Career
  • -
  • Contact Us
  • -
  • RSS
  • -
  • Site Map
©2008 - 2013 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

20.35 | 0 komentar | Read More

Calon Menantu Pria Idaman Para Ayah

Written By bopuluh on Kamis, 31 Oktober 2013 | 21.35


KOMPAS.com -
Orangtua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, termasuk dalam urusan mencari pasangan hidup. Dr Kelly M. Flanagan, Psikolog Klinis yang juga seorang ayah  mengungkapkan bahwa ia cukup terkejut karena ternyata banyak perempuan yang rela merendahkan diri dan melakukan apapun demi mendapatkan pria yang disukainya.

"Ini cukup mengejutkan. Saya mengamati beberapa artikel yang tak terhitung jumlahnya tentang bagaimana caranya menjadi perempuan seksi, dan cara-cara untuk membuatnya terlihat lebih pintar dan hebat. Dan saya sangat marah dengan perilaku seperti ini," ungkap Kelly.

Sebagai seorang ayah, ia berpendapat bahwa menarik perhatian dan menjaga perhatian pria bukanlah tugas seorang perempuan. "Satu-satunya tugas seorang perempuan hanyalah melihat di kedalaman hati dan jiwa bahwa Andalah sosok yang sangat berharga untuk diperhatikan," katanya.

Ia menambahkan bahwa setelah menemukan keyakinan seperti ini, maka setiap perempuan akan menarik perhatian seorang pria yang memang mampu menemukan sisi menarik dan juga ingin menghabiskan seluruh hidupnya bersama Anda.

Dalam artikelnya, "A Daddy's Letter to His Little Girl (About Her Future Husband)", sebagai seorang ayah, Kelly mengungkapkan isi hatinya lewat surat tentang kriteria pria yang diinginkannya sebagai suami putrinya. Lewat surat ini menggambarkan bahwa seorang ayah sebenarnya tidak punya kriteria yang muluk dan berat kepada pria yang akan menjadi menantunya. Yang terpenting adalah si pria harus bisa membahagiakan dan menjaga putrinya sepenuh hati, seperti ayah yang menjaga putrinya.

Inilah surat Kelly untuk putri-putrinya:

"Putriku, Aku hanya ingin mengatakan sesuatu kepadamu. Seorang pria yang layak untukmu adalah pria yang tahu bahwa kamu adalah sosok yang menarik.

Aku tidak peduli kalau ia meletakkan sikunya di meja makan, selama ia tidak bisa melepaskan pandangannya darimu dan terpesona saat melihat senyumanmu. Dan ia tidak bisa berhenti untuk membuatmu tersenyum setiap saat.

Aku tak peduli kalau ia tidak bisa bermain golf bersamaku, asalkan ia bisa bermain dengan anak-anak yang kau berikan kepadanya. Mengalami setiap masa senang dan frustasi bersama-sama.

Aku tak peduli dia punya tubuh yang kuat, asalkan dia punya semangat dan usaha yang kuat untuk tetap bisa ada di hatimu selamanya.

Aku tak peduli kalau dia boros dan tidak pernah mengikuti dompetnya, asalkan ia selalu bisa mengikuti kata hatinya yang selalu menuntunnya untuk kembali padamu.

Aku tak akan pernah peduli siapa yang akan dipilihnya di pemerintahan, asalkan saat ia bangun pagi ia selalu memilihmu dan menempatkanmu sebagai orang nomor satu di rumah dan di hatinya.

Aku juga tak pernah peduli dengan warna kulitnya, selama ia selalu bisa mewarnai kanvas kehidupan kalian dengan pengorbanan, pengertian, kesabaran, dan kelembutan.

Dan pada akhirnya sayangku, jika kau sudah menemukan pria seperti ini, aku akan menyetujuinya. Karena aku, ayahmu dan pria yang akan menjadi suamimu ini, punya satu kesamaan. Kami akan sama-sama punya satu hal yang paling penting dalam hidup kami, yaitu kau."

Sumber :

Penulis :

Christina Andhika Setyanti

Editor :

Lusia Kus Anna


21.35 | 0 komentar | Read More

BBM Jadi Aplikasi Bawaan di Ponsel Android Mito

BlackBerry Blog

Ilustrasi.

JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen ponsel dan tablet lokal Mito telah menandatangi perjanjian kerjasama dengan BlackBerry untuk mempromosikan aplikasi BlackBerry Messenger (BBM).

Marketing Manager Mito, Wijaya Kusuma mengatakan, BBM akan menjadi aplikasi bawaan di beberapa model ponsel Android dari Mito. Tipe-tipe tersebut akan diumumkan pada Desember mendatang.

Kerjasama ini, menurut Wijaya, akan memudahkan konsumen untuk memakai aplikasi BBM, karena tak perlu lagi mengunduhnya dari toko aplikasi Google Play Store.

"Produk-produk Mito juga sudah terjamin karena diotorisasi langsung oleh BlackBerry," katanya saat berbincang dengan KompasTekno, Kamis (31/10/2013).

Mito juga diizinkan menggunakan logo BBM for All dalam aktivitas pemasarannya. Hal ini tentu menguntungkan bagi BlackBerry untuk menambah jumlah pengguna BBM di Indonesia. 

Sebelumnya, kerjasama serupa telah dilakukan BlackBerry bersama produsen Evercoss, yang dahulu memakai merek Cross. Chief Marketing Evercoss Janto Djojo mengatakan, kerjasama ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk mulai menjual produk di pasar luar negeri.


21.35 | 0 komentar | Read More

123 Tahun Museum Radya Pustaka, Berusaha Bangun dari Sakit

BERDEBU dan kusam adalah kesan Museum Radya Pustaka, Solo, Jawa Tengah, yang selama ini melekat di benak masyarakat. Kondisi ini membuat orang enggan datang, padahal koleksi di dalamnya ibarat harta karun terpendam yang menyimpan sejarah dan ilmu pengetahuan tak ternilai yang menunggu digali. Mereka yang lebih sadar terhadap nilai koleksi-koleksi kuno museum ini barangkali lebih didominasi para pencari keuntungan atau kolektor-kolektor nakal yang mencari-cari kesempatan untuk memiliki koleksi yang bernilai ekonomi tinggi di dunia kolektor.

Pada ulang tahunnya yang ke-123, kondisi Museum Radya Pustaka hampir tak berubah seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja sudah mulai terlihat dindingnya putih bersih setelah dicat, demikian pula pintu-pintunya yang berhias ukiran. Namun, batas waktu revitalisasi museum selama 100 hari yang dimulai sejak 4 September lalu tersebut masih menyisakan banyak pekerjaan. Koleksi-koleksi museum pun masih ditaruh di peti atau diselubungi plastik agar tidak kotor.

"Selama saya kerja 10 tahun di sini, belum pernah ada perbaikan bangunan. Vitrin-vitrin-nya (tempat untuk memajang koleksi museum) banyak yang keropos bagian belakangnya. Museum ini seperti orang sakit yang dibiarkan. Saya seperti merasa mereka bisa bicara dan ikut merasakan kondisi mereka," kata staf Museum Radya Pustaka, Soemarni Wijayanti, di sela-sela selamatan atau wilujengan hari ulang tahun ke-123 Museum Radya Pustaka, Senin (28/10/2013).

Revitalisasi museum yang menelan biaya lebih dari Rp 800 juta ini menjanjikan penampilan museum yang lebih segar. Kesan suram museum diharapkan sebentar lagi akan sirna. Namun jika revitalisasi hanya sebatas fisik, perubahan penampilan saja barangkali masih tidak mampu menarik kecintaan masyarakat terhadap warisan yang dimiliki museum.

Ketua Komite Museum Radya Pustaka Purnomo Subagyo menuturkan, perbaikan fisik bangunan akan diikuti penataan koleksi. Pihaknya akan melengkapi narasi untuk koleksi-koleksi yang ditampilkan agar masyarakat lebih memahami arti dan nilai suatu koleksi.

"Kalau koleksi tempat lilin hanya ditulisi tempat lilin, apa menariknya. Kami harus bisa menyajikan cerita yang menyertai tempat lilin ini, misalnya buatan tahun berapa, materialnya apa, pernah dipakai siapa, dan dalam suasana apa. Tetapi memang butuh waktu untuk menggali informasi ini," ujar Purnomo.

Pihaknya juga berencana mendigitalisasi koleksi naskah-naskah kuno untuk kemudian ditranslasikan dan diterjemahkan. Lantas hasilnya dibukukan dan dijual kepada masyarakat umum.

"Hasil penjualan buku ini bisa untuk pemasukan museum sehingga lama-kelamaan museum bisa mengurangi subsidi dari pemerintah kota dan pada akhirnya mandiri," kata Purnomo.

Dari balik selubung plastiknya yang berdebu, patung pendiri museum ini, Kanjeng Raden Arjo (KRA) Sosrodiningrat IV 'menunggu' terwujudnya impian tersebut. Paling tidak, museum sebagai gudang ilmu pengetahuan dan nilai-nilai sejarah yang bisa menjadi sumber inspirasi anak bangsa lebih diperhatikan kondisinya seperti seharusnya. (eki)

Editor : I Made Asdhiana


21.35 | 0 komentar | Read More

\"Jangan Ngeluh, Wajar kalau Presiden Berada dalam Tekanan\"

Written By bopuluh on Rabu, 30 Oktober 2013 | 21.35


JAKARTA, KOMPAS.com -
Serangan dari berbagai pihak terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono maupun Partai Demokrat dinilai wajar jika melihat banyaknya kekecewaan terhadap kinerja pemerintah. Apalagi, SBY sudah diberi kekuasaan dalam dua periode.

"Di mana pun, incumbent memang selalu berada dalam tekanan. Lantas, kenapa harus mengeluh?," kata Pengamat Politik dari UIN Syarief Hidayatullah Gun Gun Heryanto di Jakarta, Kamis (31/10/2013).

Gun Gun mengatakan, SBY sudah terlalu sering mengeluh. Modelnya sama, yakni curhat soal urusan pribadi dan internal Demokrat. Ia menyarankan SBY tidak kembali mengeluh. Lebih baik, SBY menunjukkan optimalisasi peran pemerintah untuk mengubah persepsi negatif menjadi lebih positif.

Gun Gun juga berpendapat tidak tepat jika SBY menyerang media massa atas situasi yang dialami Demokrat. Sikap Presiden itu akan menimbulkan opini negatif dan menjadi polemik. Jadi, menurut Direktur Eksekutif The Political Literacy Institut itu, sikap SBY hanya akan sia-sia.

"Memperbaiki opini di masyarakat itu dengan optimalisasi peran, bukan dengan curhat. Saya kira buruk muka Demokrat bukan semata disebabkan media. Itu sesungguhnya distimulasi juga oleh praktik politik Demokrat dan SBY," pungkas Gun Gun.

Sebelumnya, SBY selaku Ketua Umum DPP Demokrat menginstruksikan kepada seluruh pengurus Demokrat untuk menghadapi serangan dari berbagai pihak, termasuk media. SBY menilai serangan terhadap Demokrat sudah melampaui batas, terutama soal tuduhan sebagai partai korup.

Seperti diketahui, Demokrat diserang berbagai pihak setelah para elit partainya terjerat kasus korupsi. Terakhir, Anas Urbaningrum ditetapkan tersangka oleh KPK terkait kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. Ketika itu, Anas menjabat Ketum Demokrat.

Rentetan kasus yang menjerat kader Demokrat membuat elektabilitas Demokrat merosot.Hasil survei berbagai lembaga survei menunjukkan elektabilitas Demokrat di bawah 10 persen.

Editor : Caroline Damanik

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

21.35 | 0 komentar | Read More

Pekerja Belum Menjadi Subjek dalam Perusahaan


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan, Sistem Pengupahan Nasional belum meletakkan pekerja sebagai subjek dalam perusahaan.

"Sistem pengupahan kita belum meletakkan pekerja sebagai subjek dalam perusahaan. Sehingga kerap terjadi gesekan ketika menyinggung upah," ujar Muhaimin saat membuka Konferensi Nasional Produktivitas di Jakarta, Kamis (31/10/2013).

Salah satu upaya mengatasi hal itu, lanjut dia, adalah dengan upaya meletakkan buruh sebagai subjek. "Tentunya pekerja tersebut juga harus memiliki kompetensi," tambah dia.

Konferensi nasional itu, lanjut dia, juga bagian konsolidasi pekerja, pengusaha, dan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas. "Kreativitas dan efisiensi dapat meningkatkan produktivitas," kata dia.

Produktivitas sendiri lebih mengedepankan efisiensi dan produktivitas. Muhaimin berpendapat sistem bagi hasil produktivitas atau productivity gain sharing dapat menjadi salah satu alternatif sistem pengupahan. "Model pengupahan dengan mempertimbangkan konsep productivity gain sharing ini mampu membangun kemitraan antara pengusaha dan pekerja dalam menentukan skala upah secara bipartit," katanya.

Dia menambahkan dengan menggunakan metode ini, setiap pertumbuhan produktivitas yang dicapai oleh perusahaan bisa memberikan kontribusi pada upah buruh. "Dengan model ini, maka akan timbul motivasi tenaga kerja untuk meningkatkan kinerja secara bertanggung jawab dalam rangka mendongkrak pertumbuhan nilai tambah perusahaan," terang dia.

Dengan pertumbuhan nilai tambah perusahaan tersebut, lanjut dia, maka akan meningkatkan pendapatan tenaga kerja itu sendiri.

Editor : Erlangga Djumena


21.35 | 0 komentar | Read More

Lari Pakai \"High Heels\" Picu Gangguan Sendi Lutut

KOMPAS.com - High heels atau sepatu hak tinggi merupakan aksesori yang seakan wajib dimiliki oleh wanita. Lumrah jika sebagian wanita menggunakan sepatu ini untuk aktivitas sehari-hari, bahkan untuk berlari mengejar bus atau kereta!

Padahal menurut sebuah studi baru asal Ningbo University, China, aktivitas berat seperti berlari jika dilakukan dengan menggunakan sepatu hak tinggi efeknya bisa berbahaya. Salah satu penyakit yang bisa dipicunya yaitu arthritis atau gangguan pada sendi lutut yang dapat membuat kecacatan seumur hidup.

Sebanyak sembilan dari 10 wanita yang terbiasa memakai sepatu hak tinggi melaporkan mengalami pegal, kelelahan, mati rasa, dan bunion pada kaki mereka. Kendati demikian, mereka tetap memilih untuk mengenakannya dengan alasan fashion.

Para peneliti mengukur pergerakan pinggul dan pergelangan kaki pada wanita muda yang menggunakan berbagai macam alas kaki, antara lain sepatu datar dengan hak 1,5 cm, sepatu dengan hak pendek 4,5 cm, dan sepatu dengan hak tinggi 7 cm.

Tim peneliti menemukan, wanita yang berlari dengan sepatu hak tinggi mengalami tekanan yang lebih besar pada lutut dan pinggulnya sehingga memicu kerusakan permanen. Terlebih lagi, pergerakan pergelangan kaki yang menurun dapat berkaitan dengan risiko tekanan yang lebih besar.

Menurut peneliti studi yang dipublikasi dalam International Journal of Biomedical Engineering and Technology tersebut, penggunaan sepatu hak tinggi secara rutin juga dapat meningkatkan risiko osteoarthritis. Tekanan yang lebih besar pada lutut lantaran alas kaki tersebut lah faktor risiko utamanya.

Meski studi hanya dilakukan dengan skala kecil pada wanita berusia 21-25 tahun di laboratorium, namun para peneliti percaya hasil ini dapat diterapkan pula pada skala yang lebih besar.

Selama ini, sepatu hak tinggi dipercaya dapat membuat kaki wanita lebih ramping. Karena itu, sepatu hak tinggi banyak digunakan guna meningkatkan rasa percaya diri mereka. Namun dengan mengetahui risiko kesehatan di balik itu, para peneliti berharap wanita bisa lebih bijak dalam menggunakannya.


21.35 | 0 komentar | Read More

Jelang \"Deadline\", Petinggi BlackBerry Sowan ke Facebook

Written By bopuluh on Selasa, 29 Oktober 2013 | 21.35

KOMPAS.com - Menjelang tanggal 4 November, batas waktu (deadline) yang diberikan kepada BlackBerry untuk bernegosiasi dengan calon pembeli lain selain Fairfax, tersiar kabar yang cukup mengejutkan.

Pemilik situs jejaring sosial terbesar di dunia, Facebook dikabarkan tertarik mengakusisi perusahaan asal Kanada tersebut.

The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan, beberapa petinggi BlackBerry telah bertemu dengan pihak Facebook di California, AS, minggu lalu untuk membahas kemungkinan pembelian tersebut.

Namun, menurut sumber yang akrab dengan kabar ini, belum jelas apakah memang Facebook benar-benar tertarik membeli BlackBerry, dan sudah membuat penawaran resminya.

Disinyalir, pertemuan ini digagas untuk membicarakan kemungkinan kerja sama pembuatan ponsel Facebook dengan teknologi dari BlackBerry.

Juru bicara kedua pihak, baik Facebook maupun BlackBerry menolak berkomentar lebih lanjut atas hasil pertemuan tersebut.

Facebook memang telah lama bercita-cita menelurkan ponsel buatan sendiri. Facebook telah bermitra dengan HTC untuk meluncurkan ponsel Android yang langsung dibekali dengan antarmuka "Facebook Home", April 2013 lalu. Namun, terobosan ini tak direspons positif oleh konsumen. Jika pun sukses, Facebook nantinya akan sangat tergantung kepada pihak lain, produsen-produsen smartphone.

Jika kesampaian membeli Blackberry, Facebook tentu bisa meluncurkan ponsel sendiri dan kemudian dengan bebas menggunakannya untuk mendistribusikan iklan dan mengumpulkan data.

Seperti diketahui, BlackBerry telah memutuskan untuk menjual seluruh perusahaan atau hanya beberapa unit bisnis, dikeluarkan pada bulan Agustus lalu.

BlackBerry telah menandatangani letter of intent (perjanjian tentatif) untuk diakuisisi oleh sebuah konsorsium yang dipimpin oleh Fairfax Financial Holdings, yang tak lain adalah pemegang saham terbesar BlackBerry. BlackBerry diberi kesempatan berpikir dan bernegosiasi dengan pihak lain selain Fairfax hingga 4 November 2013.

Sedikitnya ada enam perusahaan teknologi besar lain yang juga dikabarkan tertarik membeli BlackBerry. Mereka adalah Lenovo, Google, SAP, Cisco, Intel, dan LG.


21.35 | 0 komentar | Read More
Techie Blogger