Sopir Bajaj: Rayonisasi Ditinjau Dulu, Pak Basuki...

Written By bopuluh on Senin, 08 Juli 2013 | 21.35


JAKARTA, KOMPAS.com - Terkait rencana penerapan kebijakan rayonisasi trayek bajaj, para sopir bajaj meminta Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk meninjau kembali kebijakan itu. Sebab, mereka khawatir hal tersebut akan mengurangi pendapatan.

"Kita sebagai sopir ya kalau ditetapi gitu, seharusnya ninjau dulu. Pak Ahok kan lebih paham masalah gitu, kan. Kita hanya jalanin. Sebenarnya bikin peraturan itu ditinjau dulu," kata Yanto (30), salah seorang sopir bajaj yang biasa mangkal di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Selasa (9/7/2013) pagi.

Yanto mengungkapkan, pendapatan kotornya yang sehari rata-rata bisa Rp 200.000 bisa terpangkas separuh menjadi Rp 100.000 apabila hal itu diterapkan. Belum lagi, semenjak harga bahan bakar naik, saat ini ia harus merogok kocek hampir Rp 50.000 untuk beli bensin sebanyak 7 liter.

Dari jumlah itu pula Yanto harus membayar uang setoran Rp 50.000 kepada bosnya. "Kita enggak setuju ya, itu bisa ngurangin pendapatan kisa. Bahkan bisa separuhnya," ujar Yanto.

Ia pun berharap Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dapat mempertimbangkan kembali mengenai kebijakan tersebut. Jangan sampai hal itu merugikan para supir bajaj.

"Sekarang enggak semua sopir mau ngetem. Ada juga yang mau keliling. Yang di Jakarta Timur aja kan banyak yang ngetem-nya di Tebet (Jakarta Selatan)," ujarnya.

Hal senada diungkapkan oleh Rojak (35), sopir bajaj lainnya. Ia berharap sopir bajaj tidak dibatasi trayeknya untuk mencari penumpang di wilayah mana saja di DKI Jakarta. Ia berharap bajaj bisa memiliki trayek yang bebas sama seperti jasa ojek yang dapat mengantar penumpang ke wilayah mana saja.

"Kalau kita kayak habis nganter penumpang ke selatan, kan kita harapnya pulang bisa dapat penumpang lagi di jalan. Jadi saya tetap enggak setuju. Ribet malah," ujar Rojak.

Basuki sebelumnya mengatakan, rayonisasi trayek bajaj itu bukan dimaksudkan untuk melarang atau membatasi sopir bajaj hanya dapat beroperasi di suatu wilayah kota administatif di Jakarta. Sopir bajaj tetap dapat melintas di wilayah lain asalkan untuk kepentingan mengantar penumpang.

Rayonisasi menurutnya justru membantu menolong para supir bajaj sehingga tidak kehilangan jatah kuota di wilayahnya. Selain tidak boleh muter mencari penumpang di bukan rayonnya, para supir bajaj juga tidak diperbolehkan untuk ngetem di rayon wilayah lain.

Editor : Ana Shofiana Syatiri


Anda sedang membaca artikel tentang

Sopir Bajaj: Rayonisasi Ditinjau Dulu, Pak Basuki...

Dengan url

http://coffeeasoy.blogspot.com/2013/07/sopir-bajaj-rayonisasi-ditinjau-dulu.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Sopir Bajaj: Rayonisasi Ditinjau Dulu, Pak Basuki...

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Sopir Bajaj: Rayonisasi Ditinjau Dulu, Pak Basuki...

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger