JAKARTA, KOMPAS.com--Pulau Borneo termasuk Kalimantan memiliki tradisi seni anyaman yang terkaya, terindah, tercanggih, dan paling beragam di dunia, yang timbul baik dari sejarah budaya yang rumit di pulau itu, maupun dari kreativitas dan keahlian masyarakatnya. Hampir semua teknik anyam yang terdapat di seluruh dunia, diketahui ada di wilayah ini karena tradisi menganyam adalah ekspresi kreatif utama Kalimantan. Banyak daerah di pulau ini telah mengembangkan kesempurnaan yang khas, baik dalam mutu teknik maupun kepiawaian desain.
Sayangnya, sektor kreatif ini belum cukup mendapatkan perhatian. Banyak macam anyaman, hasil karya orang asli Kalimantan—tudung, tikar, bakul, dlsb—luar biasa cantiknya dan hasil dari penjualan barang tersebut dapat membantu melestarikan seni anyam yang eksistensinya terancam oleh tekanan perubahan zaman. Parahnya, dokumentasi mengenai seni anyam Kalimantan pun jarang ditemui.
Menyikapi situasi itu, beberapa pihak yang peduli terhadap perkembangan seni dan budaya bangsa, menyelenggarakan sebuah pagelaran seni dan budaya dengan Tema "Seni Anyam: Adi Kriya Kalimantan", tanggal 27 Maret 2013 – 7 April 2013 di Bentara Budaya, Jakarta. Pada ajang festival itu juga akan diluncurkan sebuah buku unik berjudul Plaited Arts from the Borneo Rainforest (Bernard Sellato, editor). Buku ini merupakan hasil riset mendalam lebih dari 20 tahun, dan merupakan buku yang paling komprehensif tentang hal itu. Dengan lebih dari 1.250 ilustrasi, termasuk foto-foto berwarna, foto-foto lama, serta peta dlsb., buku ini wajib dimiliki setiap orang yang mempunyai perhatian terhadap sektor kreatif seni anyam.
Plaited Arts from the Borneo Rainforest menerangkan bagaimana cara orang Kalimantan menggunakan benda anyaman, baik dalam penggunaan sehari-hari maupun dalam kegiatan upacara, selain juga menampilan desain,motif, ikon yang terdapat dalam anyaman. Buku ini memuat sumbangan ilmiah oleh 20 kontributor yang berasal dari 10 bangsa berbeda yang kesemuanya termasuk pakar di dalam bidang seni Kalimantan.
Yayasan Lontar, sebuah organisasi independen dan nirlaba yang berkedudukan di Jakarta, Indonesia, yang mempunyai tujuan untuk mempromosikan sastra dan budaya Indonesia melalui penerjemahan karya-karya sastra Indonesia, memprakarsai acara ini dengan dukungan penuh Yayasan Bhakti Total Bagi Indonesia Lestari, yayasan yang didirikan oleh Total E&P Indonesie yang berperan aktif dalam Konservasi Kerajinan Kalimantan yang berfokus pada penelitian, pengenalan kembali, pelestarian, pengembangan dan promosi kerajinan tangan masyarakat adat di pedalaman Provinsi Kalimantan Timur.
Dalam penyelenggaraan perhelatan seni dan budaya ini, mereka didukung pula pihak Bentara Budaya yang terlibat dalam proses kuratorial dan pencarian materi pameran serta menyediakan tempat serta fasilitasnya untuk acara ini, dimana sebagaimana diketahui, Bentara Budaya telah menjadi lembaga seni budaya nasional dan secara reguler mengadakan berbagai macam kegiatan budaya yang menarik.
Selain peluncuran buku dan pameran seni anyam, acara Kalimantan terbesar ini juga dilengkapi oleh sejumlah acara lain yang diisi oleh para pakar seni dan budaya Kalimantan di berbagai bidang. Beberapa di antaranya adalah:
1. Valerie Mashman, datang dari Inggris ke daerah pedalaman Serawak pada tahun 1980 dan menetap disana sampai sekarang. Valerie akan menjelaskan tentang keunikan dan kegunaan kerajinan anyaman dari Penan.
2. Junita Arneld Maiullari, seorang collaborator ilmiah untuk Museum Kebudayaan Lugano di Swiss. Junita akan berbicara mengenai kisah topi upacara 'Ngaju', sesuatu yang sudah sangat langka sekarang.
3. William Wongso, pakar kuliner Indonesia, juga pemilik restoran ternama, konsultan makanan, kritikus dan pebawa acara serial televisi populer. William akan berbicara mengenai ke-khas-an kuliner Kalimantan, sekaligus demo memasak makanan unik ini.
4. Dr. Pindi Setiawan, Penjelajah gua-gua prehistoric Kalimantan, yang sudah lebih dari 20 tahun berkecimpung di dunia gambar illiteratepeople, seperti gambar-prasejarah, gambar anak, gambar tradisional, gambar sukupedalaman.
5. Korrie Layun Rampan, sastrawan kawakan yang telah memenangkan lebih dari 16 gelar, yang akan berbicara tentang 'Warna-warni Sastra Kalimantan' yang beragam, berdasarkan budaya kepercayaan yang berbeda-beda.
6. Yori Antar, arsitek ternama yang akan membicarakan Arsitektur Kalimantan, rumah-rumah tradisional dan kegiatan preservasi dalam melestarikan rumah tradisional Kalimantan.
7. Adhi Nugraha, desainer dan pengajar ITB lulusan Finlandia. Bekerja dengan banyak pihak termasuk di Jerman dalam pengembangan proyek untuk industri kecil. Adhi akan memberikan ceramah menarik tentang 'Transforming Tradition'.
Sebuah pameran foto yang menampilkan Kalimantan tahun 1920-1925 oleh fotografer Jerman ternama Gregor Krause juga melengkapi acara pemeran ini.
Acara ini diharapkan dapat membangkitkan minat masyarakat luas tentang Kalimantan, dari usia muda sampai tua; anak-anak sekolah hingga mahasiswa; desainer, peneliti, dan bahkan wisatawan dan pecinta seni dan juga kuliner.
Gratis dan terbuka untuk umum setiap hari:
Tanggal 27 Maret 2013 – 7 April 2013, pukul 10.00-18.00 (kecuali jika ada pertunjukan malam hari)
Lokasi Pameran dan seluruh rangkaian acara:
Bentara Budaya Jakarta
Jl. PalmerahSelatan 17, Jakarta 10270
Tel : 021 5483008 ext 7910, 7911
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:
The Lontar Foundation
Jl. Danau Laut Tawar No. 53
Pejompongan
Jakarta 10210, Indonesia
Tlp. +6221 5746880 atau 08126630696
Ridwan : assistant1@lontar.org
Untuk keterangan lebih lanjut: www.anyaman.weebly.com
Anda sedang membaca artikel tentang
Festival Seni Anyam di Bentara Budaya
Dengan url
http://coffeeasoy.blogspot.com/2013/03/festival-seni-anyam-di-bentara-budaya.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Festival Seni Anyam di Bentara Budaya
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Festival Seni Anyam di Bentara Budaya
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar