KOMPAS.com - Apa yang Anda harapkan dari satu kali percakapan ketika menawari sebuah produk properti kepada calon pembeli? Tidak akan banyak, kecuali calon pembeli ini mengernyitkan dahi.
Ya, Anda tak bisa hanya mengandalkan interaksi sekali. Anda harus membangun koneksi pribadi dan mendapatkan kepercayaan. Ini adalah strategi kunci harus dimiliki para pemasar properti.
Seorang pemasar harus memahami keinginan dan semua yang dibutuhkan calon pembeli. Mereka tidak akan peduli, jika orientasi percakapan hanya tertuju pada Anda. Sebaliknya, mereka akan peduli dan merespon positif bila interaksi itu tentang "pemenuhan" kebutuhan atau segala hal terkait erat dengan mereka.
Selain itu, jika Anda masih bersandar pada konsep tradisional "pemasaran massal" untuk menarik minat pembeli properti, Anda sepertinya masih berkomitmen dengan semua kesalahan umum berikut ini:
1. Anda berbicara kepada calon konsumen dengan pola yang sama saat berbicara kepada konsumen yang berbeda. Padahal, mereka berharap Anda mengetahui kebutuhan mereka lebih baik.
Hindari memulai percakapan dengan pertanyaan "demografis" seperti usia, jumlah pendapatan dan gender. Anda sebaiknya mengajak mereka makan malam atau acara yang lebih personal sifatnya. Semakin khusus menargetkan ceruk pasar, semakin besar peluang Anda.
2. Anda mencoba berbicara saat mereka sibuk. Padahal, calon pembeli justru ingin Anda berbicara saat dibutuhkan. Anda harus mempelajari seni membaca kebiasaan target pasar. Mengirim pesan melalui kotak surat elektronik dan media sosial lainnya memang terkesan "tricky", namun ini sangat memudahkan dibanding berusaha meyakinkan calon pembeli, bahwa Andalah yang mereka cari. Mulailah memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter dan LinkedIn. Tidak menggunakan satu di antaranya? Anda kehilangan daya saing menjual dengan kompetitor.
3. Anda membuat mereka sulit mengerti apa yang Anda katakan. Maka, fokuslah pada produk properti yang dibutuhkan calon pembeli. Segala hal berkaitan dengan produk ini bisa Anda kampanyekan melalui jejaring sosial dan internet sehingga, ketika target Anda mencarinya, Anda tak akan sulit mendapatkannya.
4. Anda tidak memberi mereka waktu untuk mengenal Anda. Calon pembeli akan merasa senang, jika Anda berinteraksi secara intensif dengan mereka. Menggali informasi tentang kebutuhan mereka lebih dalam lagi.
Konsistensi interaksi ini akan membangun sebuah kepercayaan. Ingat, Anda memiliki banyak cerukpercakapan secara khusus. Percakapan ini tidak akan pernah sama namun konsistensi akan membuat calon konsumen lebih tertarik.
5. Anda mengabaikan transparansi. Jika Anda tidak konsisten atau bahkan menydorkan listing product properti lebih dari yang dibutuhkan konsumen, tidak akan banyak membantu. Justru akan sering disalahpahami.
Sebaliknya, Anda harus fokus memberikan rincian properti yang berkaitan dengan harga, lokasi, kualitas dan fasilitas. Pada gilirannya, calon pembeli akan mengonfirmasi apa yang Anda informasikan dengan tinjauan pasar, opini, dan data harga. Ini merupakan hal fundamental yang sangat kritis dari bagi Anda.
Solusi atas permasalahan ini ternyata sangat sederhana. Menurut Chip Rankin, presiden dan pendiri Placemaker Media, Anda harus menjadi pemasar berketerampilan tinggi serta khusus. Maka, manfaatkan semua jejaring sosial dan "online" secara maksimal tanpa harus mengabaikan interaksi personal dengan calon pembeli. Sadarilah, bahwa Anda tidak hanya menjual properti, melainkan juga melakukan pengembangan produk, branding, dan kepercayaan konsumen.
Anda sedang membaca artikel tentang
Catat... Lima Kesalahan Umum Memasarkan Properti!
Dengan url
http://coffeeasoy.blogspot.com/2013/05/catat-lima-kesalahan-umum-memasarkan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Catat... Lima Kesalahan Umum Memasarkan Properti!
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Catat... Lima Kesalahan Umum Memasarkan Properti!
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar